Lost With Bieber (#1)

“Dasar cowok aneh!!! Wajah dan kelakuanmu tidak sinkron!! Elektron kau!!!!. Hey! Kalian lepaskan aku” Akta terus memberontak, mungkin kalau tidak dipegangi teman-teman sekelasnya sudah habis si Justin yang kini berusaha diserett keluar kelas oleh beberapa teman yang lain.
“Kau cewek gila!! Stupid girl you’re like monkey!! Resistor!! Satuanmu Ohm!! OHM!! OHM!!” Justin terus meneriaki Akta dengan kalimat ejekan balasan, suaranya yang keras bahkan masih terdengar jelas di telinga Akta walau dia telah berhasil dibawa keluar oleh teman-temannya.
“Kubilang lepaskan aku!! Biar kupukul dia, kumasukkan dia ke sumur,kututp sumurnya sampai !! Justin Elektron Bieber!! Lepaskan aku!!!”  Akta menghentakkan tangannya dan akhirnya dia bisa lepas juga dari pegangan teman-temannya. Dia berlari hendak mengejar Justin tapi ketika sampai di depan pintu langkahnya terhalangi oleh tubuh seorang cowok. Cowok itu memang sengaja menghalangi Akta.
“Arsha,..aku mau lewat. Menyingkirlah…” akta berbicara dengan nada datar tapi tedengar juga kekesalannya pada Justin yang masih menumpuk.
“Arsha… kau dengar aku? Beri aku jalan”
“Tidak!” Arsha berbicara dengan menenteng senyumannya seolah tak mengetahui bahwa Akta sudah hampir terbakar emosi dibuatnya.
“Arshavin! Aku mau lewat.!!” akta membentak, meniggikan suaranya. Dia benar-benar sudah tak bisa menahan emosinya lagi.
“Kau memilih lewat dan mengejar Justin?”
“Kau tahu itu”
“Okey… tapi lewati ini dulu….” Menunjukkan seekor ulat bulu yang super gemuk. Akta melotot, matanya seolah dikunci untuk melihat benda itu, Arsha nyengir kuda, puas dia melihat ekspresi Akta.
“WaaaAAAAAAAAA! Stay away from me!!” Akta berlari tak karuan, dia ngibrit menjauh dari Arsha yang terus mengejarnya, mendekatkan ulat bulu di tangannya pada Akta yang berlari,berputar-putar di kelas sementara teman=teman sekelas mereka hanya tertawa mendapat tontonan itu.

“Gadis itu membuatku gila. Aku benci semua hal yang ada di dirinya. Sejak aku bertemu dnegannya hidupku seperti di neraka!” Justin mengoceh tak jelas, meluapkan amarahnya di depan kedua sahabatnya, Ryan dan Chaz yang justru tersenyum-senyum kegelian melihat wajah dan omelan kawannya itu. Mereka bertiga sekarang sedang duduk di lantai tangga.
“salahmu sendiri kenapa kau mengerjainya sejak awal dia datang”
“Chaz benar..” Ryan melemparkan tos pada Chaz “apa kepentinganmu menyembunyikan sepeda si Akta itu di atas pohon… si Akta galak sekali lagi. Dia seperti macan yang baru melahirkan. GANAS… haeergghh”
“Aku tidak tahu kalau itu sepedanya, dia saja yang melebihkan-lebihkan. Aku hanya menaruhnya di atas pohon tapi dia teriak-teriak kalau sepedanya dicuri.”
“Tapi Justi, kupikir Akta itu adalah gadis yang manis, iya kan Chaz?”
“Aku setuju, Akta tidak hanya pintar dan imut. Dia gadis asia terbaik yang pernah kulihat”
“Buta kalian…. Dia itu….” Justin tak melanjutkan kalaimatnya karena I-phonenya berbunyi, ada telpon dia mengangkatnya. “Yes Usher….. aku tahu,… aku sedang kesal tidak usah basa-basi…… hey! Kenapa kau jadi ikut menjadi gila sperti dua orang bodoh di dekatku? … Kau bahkan tak tahu dia…… berhentilah membicarakan si resistor!..... Okey bye” Justin menutup telponnya dan memasukkan I-phonenya itu ke dalam saku kemeja seragamnya.
“artis yang sibuk…..” Chaz dan Ryan berbicara dengan nada meledek, apalagi mata mereka saat melihat Justin. Uhhh benar-benar tak enak dilihat.
“Aku mulai berpikir kalau kalian menyebalkan…” Justin beranjak dari lantai dan berjalan meninggalkan Ryan dan Chaz.

‘Hey!!! Mau kemana kau?” Ryan meneriaki Justin tapi Justin tak menghiraukannya dan terus melangkah meninggalkan kedua sahabatnya.
                Pagi hari di Atlanta, udaranya sangat sejuk, sepoi angin yang berhembus sangat menenangkan setiap jiwa yang baru terbangun dari tidurnya. Akta menyingkap tirai jendela kamarnya, dari sana dia menghirup udara pagi sambil menutup matanya. Dari setiap oksigen yang masuk ke paru-parunya tercium juga aroma roti bakar buatan ibunya. Dia bergegas meraih handuk dan masuk kekamar mandi untuk mandi,tentunya. Tak lama dia keluar kamar dengan menenteng tas ranselnya.dia melangkah keluar menuju ruang makan.
                “Morning Mom,…” dia menyapa ibunya yang sedang mengoleskan selai coklat kacang ke roti.
                “Hey capung…”
                “jangan sentuh rambutku….” Arta, adik laki-laki Akta mengelakkan tangan Akta yang mengacak-acak rambutnya.
Akta duduk di kursinya tepat di depan ibunya dan di samping Arta yang mulai melahap roti dengan selai coklat kacang kesukaannya. “dimana ayah?” dia menengok kursi ayahnya yang kosong sambil meraih dua potong roti dan menyelipkan keju di antara dua roti itu.
                “dia pergi membeli tiket ke Indonesia”
                “WoW!! Apa kita akan berlibur ke rumah nenek?” mata Arta berbinar mendengar jawaban ibunya.
                “Kita baru saja masuk sekolah bodoh…”  Akta meraih segelas susu coklat di depan meja Arta dan meminumnya.
“itu milikku,.” Arta hendak meraihnya tapi bibir kakaknya terlanjur menempel dengan bibir gelas susu miliknya. Wajahnya mengerut,dia menunjukkan tampang tak enak dilihat itu pada Ibunya.
“minum ini…” Akta menyodorkan segelas susu putihnya dan meletakkan gelas susu coklatnya yang isinya tinggal separuh, Arta justru memilih susu yang tinggal separuh itu dan meneguknya. Akta tersenyum melihatnya, kasihan juga adiknya itu. “Untuk apa Daddy ke indonesia?”  Akta bertanya kemudian mengencangkan tali sepatunya.
                “Sepupumu, Andira ,menikah, jadi Daddy ke sana”
                “Aku ikut ya ?…. Pesta pernikahan di Indonesia sangat menyenangkan” Arta merengek seperti bayi.
“Kau sudah selesai?’’ Akta berdiri dan menggendong tasnya.
“Mom…. Please” Arta yang diberi pertanyaan masih merengek manja “Ayolah,. Aku ingin kesana”
“Tidak bisa kau harus sekolah. Lain kali saja” Ibu mereka menjawab sambil membereskan piring dan gelas.
“kau dengar itu? Ayo berangkat!!!” Akta meraih tangan dan tas Arta menyeretnya keluar rumah sementara bocah itu masih merengek.

Akta melangkah ke sekolah bersama adiknya. Sesekali dia menggoda adiknya itu dengan kejahilannya. Melewati jalanan Atlanta yang teduh dan rapi, sejuk dan nyaman. Akhirnya dia sudah samapai di sekolah adiknya yang masih SD itu.
“Kakak!! Hari ini aku ada les!! Jemput aku ya!!!” dia berlari menghampiri teman-temannya sambil melambaikan tangan pada Akta, Akta membalasnya.

Kini Akta melangkah sendiri menuju sekolahnya. Dia sesekali memainkan batu yang tercecer di jalan dengan menendang-nendangnya.
“Aww!!” terdengar suara orang mengaduh, terkena batu kerikil yang dia tendang, Akta celingukan mencari pemilik suar itu hingga dia melihat seorang cowok yang berdiri beberapa meter di depannya dan sedang mengelus-elus rambut blonde. Mungkin dia yang terkena kerikil tadi. Akta bergegas menghampirinya .
“maaf… aku tidak sengaja…” ucap Akta dengan ramah pada cowok yang menggendong tas dan masih memungginya itu.
                “lain kali kau harus hati-hat….” Cowok membalikkan badan dan langsung melongo ketika melihatmu, tak ubahnya dengan dirimu “Kau…????”
                “Kutarik lagi kata maafku!!” kau memotong denga cepat dengan nada tinggi “aku justru bersyukur karena yang terkena kerikil keberuntunganku tadi adalah kau!!! RESISTOR!! Justin Bieber!!”
                “Dasar menyebalkan kau!!” justin balik membentak “keluarkan lagi kata maaf itu!! Atau aku tidak akan memaafkanmu selamanya”
                “Tidak mau!! Tidak kau maafkan juga buka masalah bagiku, aku juga tidak meminta maaf jadi kau tidak perlu memaafkanku. Kau mengerti?” Akta melanjutkan langkahnya,dia melangkah lebih cepat daripada yang tadi.
“Kubilang minta maaf!!” Justin mengikutinya, dia benar-benar kesal.
“Tidak!! Dan berhentilah mengikutiku!!” Akta mendorong Justin dengan keras membuatnya tergeser ke jalan beberapa langkah, tanpa mereka ketahui sebuah motor melaju perlahan BruuUUUKK!!! Justin terserempet dan terjatuh. Dia tersungkur di aspal sementara motor yang melajau pelan tadi berlalu dengan kecepatan tinggi.
“Hey!!! Berhenti!!!” Akta berteriak tapi pengendara motor itu telah jauh “Kau tidak pa-pa?” Akta beralih melihat Justin yang beusaha duduk, Akta jongkok di depannya. “Ya Tuhan kau terluka…” akta cemas ketika mendapati darah mengucur keluar dari lutut Justin, keningnya juga tergores aspal jalan dan menimbulkan luka. Justin meringiskan kesakitan. “sebaiknya kita ke rumah sakit justin..”
                “Aku tidak pa-pa…” Jsutin berbicara dengan suara pelan,dia berusaha berdiri sendiri tapi luka dilututnya benar-benar sakit dan membuatnya tak mampu melakukan itu.
“Ayolah! Ku terluka, jangan merepotkanku….” Akta membantu Justin berdiri, dia memohon agar Justin menerima saran dan bantuannya.
“Ok. Aku bias pergi sendiri, kau bias berangkat ke sekolah” Justin menyingkirkan tangan Akta dari badannya.
“Tidak! . Aku yang membuatmu terluka. Kau juga susah berjalan. Ayolah jangan terlalu lama. Lukamu harus segera diobati…”
Justin terdiam dia melihat ketulusan dan kecemasan di mata Akta yang membuatnya menerima tawaran Akta.

Singkat cerita,Akta dan Justin sudah sampai di sekolah,mereka terlambat. Setelah mendapat surat izin masuk kelas dari guru piket, mereka segera berjalan menuju kelas. Akta membantu Justin yang kesulitan berjalan,lutut dan kening anak itu diperban, untung lukanya tidak parah. Saat sampai di kelas. Semua orang melotot tak mengedipkan mata, melihat Akta dan justin yang datang bersama pakai pegang-pegangan lagi. Akta memberikan surat izin mereka pada guru yang mengajar kemudian membantu Justin duduk di kursinya yang terletak di belakang kursinya. Dan saat itu juga semua temannya seolah tersadar.
                “CiiieeEEEE!!!!! Pasangan baru di kelas!..” Ryan bersorak duluan, Justin yang hendak duduk jadi beralih memperhatikan, aneh rasanya. Dia dan Akta sudah datang dar tadi kenapa Ryan baru bersorak.

                “Resistor and Elektron!! Ini kejutan! Hahahahah” Chaz nimbrung disusul tawa riuh teman-teman yang lain. Justin dan Akta jadi salah tingkah. Apa-apan mereka ini. Akta yang kesal dan takut semakin dijahili dan dijadikan bahan lelucon langsung melepaskan lengan Justin,membuat Justin terduduk dengan kasar di kursinya.

Semua siswa riuh dan memenuhi papan pengumuman di  lobi sekolah. Kegembiraan terlihat jelas dalam raut wajah dan ekspresi tubuh mereka semua. HOLIDAY In CRUISE itulah tulisan besar yang tertera di super poster yang terpampang memenuhi papan pengumuman.
                “Cruise!! Seru nih!! Aku akan ikut” Chaz bersorak kegirangan dia.
                “Aku juga!!” Ryan mengankat tangannya dia tos dengan Chaz, sejenak mereka larut dalam kebahagiaan mereka sendiri tanpa memeperhatikan Justin yang wajahnya ditekuk sampai sixpack. Dan akhirnya Ryan dan Chaz menyadari hal itu.
“Ouh shawtymane? Apa kau mau bergabung?” Ryan bertanya dengan nada dan wajah meledek benar-benar tak enak dilihat.
                “aku tidak yakin… aku akan berusaha untuk ikut, aku akan merengek di depan Scoot…. “ Justin menunjukkan sampel ekspresi wajah yang akan dia tunjukkan saat menemui Scooter nanti.
“Like a baby….. “
“tunggu!! Ryan!! Bukankah dia memang bayi? Kau ingat bagaimana Mommynya memanggilnya. My Justy…. Hahahahaha!!!” Ryan dan Chaz tak berhenti tertawa,mereka terus meledek Justin. Ketiga sahabat itu berjalan sambil bercanda. “Baby is my song!!! “
“Yeah!!! Baby baby baby ooooh like baby baby baby. Kukira lagu itu milik Luda?!!!”.


Akta berdiri di depan pintu gerbang sekolah adiknya.. ah !! bocah itu kenapa minta jemput segala ? kenapa dia tidak pulang sendiri. Akta menggerak-gerakkan kakinya,dia bersandar pada tembok gerbang sekolah adiknya itu.
“Kakak!!!” Terdengar sebuah seruan, Akta meoleh terliahat Arta yang berlari sambil melambaikan tangan padanya. “sudah lama?” Arta bertanya dengan ramah
                “lama sekali, ayo pulang!! Aku ingin memamerkan sesuatu padamu” Akta melingkarkan lenganya di bahu Arta dan mengajaknya melangkah. “aku akan berlibur di pesiar….”
“APA?!” sejurus Arta menghentikan langkahnya dan menatap kakak perempuannya yang tersenyum puas melihatnya berekspresi tak percaya.
                “Aku sudah izin Mommy,,, tadi aku menelpon dan aku akan berangkat.” Akta melanjutkan langkahnya, Arta yang tertinggal sedikit jauh berlari kecil mengikutinya.
                “Tapi… kita kan baru saja liburan…” Arta mengulang kalimat yang tadi pagi dikatakan Akta padanya.
                “Tapi sekolah mengajak kami liburan lagi… ayo pulang!! Bantu aku beres-beres!!”.


Justin mondar-mandir di depan ruangan Scooter, dia juga memainkan jari-jarinya tanda sedang berpikir dengan diliputi kecemasan “Scooter…. Izinkan aku ikut liburan ya….” Dia berlagak memohon dan menunjukkan wajah memelas pada sebuah guci besar di samping pintu “Please…. Aku akan kerja keras setelah itu, hanya dua minggu ko’…. Ya? Please….ak……..”
“Kau sedang apa?” Seseorang mengejutkan Justin yang langsung geragapan. Scooter!! Dia muncul disana. Justin mengedipkan mata berkali-kali. Benar-benar terlihat aneh


“Jadi kakak besok pergi berlayar dengan pesiar? Ah!! Ini benar-benar curang” Arta terus menggerutu, dia benar-benar sebal. Anak itu gulinga-gulingan di atas ranjang kakaknya yang sedang memasukkan barang-barang yang akan dia bawa besok ke dalam koper.
                “Sudah nasibmu tinggal disini bersama Mommy… hanya berdua jkau tak perlu cemburu lagi padaku” Akta justru meledk adik laki-lakinya itu “tolong ambilkan charger hpku itu”
                “kakak dan Daddy sama saja. Pelit, mommy juga tidak ada bedanya” Arta menyerahkan charger hp yang dia ambil dari atas meja.
                “O, iya apa kakak benar-benar tidak bia aku r dengan artis Justin Bieber itu?”
                “Hah! Berhenti membicarakan  dan membahasnya. Si elektron itu. Beberapa hari ini sepertinya hidupku akan nyaman, makhluk berunsur negative itu kan sangat sibuk, mana mungkin dia akan ikut berlibur” Akta tersenyum puas membayangkan betapa nyamannya dunia dan kehidupannya beberapa hari kedepan tanpa ada si memuakkan Justin Drew Bieber yang super duper menyebalkan itu.


“C’mon Scoot, untuk dua minggu ini saja” Justin terus merengek, dia benar-benar melakukan apa yang dia tunjukkan pada Chaz dan ryan tadi termasuk pada guci tadi juga.. dia terus membuntuti Scooter yang mondar-mandir mengambil beberapa file dari satu lemari ke lameri lain di ruangannya.
“Kau sudah gila? Kalau jadwalmu hanya konser-konser biasa aku masih bisa mentoleransi tapi salah satu jadwalmu itu konser di kedutaan, kau hanya akn menghancurkan karirmu” Scooter berhenti sejenak, dia menatp Justin kemudian melangkah menghapmiri meja kerjanya dan duduk disana. Justin berpikir,beberapa saat kemudian matanya berbinar, dia berlari kecil mendekati Scooter yang sedang mengotak-ay\tik laptopnya.
                “Scooter, konserku kan masih dua minggu lagi, jam Sembilan malam. Aku kan sudah pulang hari itu juga. Ehm tunggu sebentar” Justin berlari keluar ruangan, tak lama dia muncul lagi sambil membawa selembar kertas.
“Kau lihat ini, menurut jadwal aku akan sampai di Atlanta pukul empat sore. Jadi tidak ada masalahkan? Aku bisa langsung ke kedutaan setelah sampai.” Justin berbicara dengan menggebu-gebu “Ayolah Scoot…” rengek Justin lagi ketika Scootr beranjak dari kursinya dan berjalan keluar ruangan, Justin membuntutinya “Scoot,,… please please please please please please please please please…..” Justin tak mau berhenti mengatakan kata itu di telinga Scooter.
                “C’mon Scoot, please please please [lease. C’mon please please please please…..”
                “Stop it Justin!”  Scooter menghentikan langkahnya dan menatap Justin yang langsung menciut seperti spon basah yang diperas.
“Kenny!!” dia berseru dengan lantang, Justin mulai was-was, untuk apa dia memanggil Kenny? Menyuruhnya menutup mulut Justin? Ini benar-benar bahaya!!
                “Yes?” Kenny muncul.
                “Bantu bocah ini membereskan barang-barang untuk liburannya besok” ucap Scooter seraya melangkah menjauhi Justin dan Kenny. Justin terdiam,perlahan senyumnya melebar dan …”YEAY!!!!!” dia bersorak kegirangan sambil menari-nari tidak jelas
                “Berhenti bertingkah bodoh, ayo bereskan barangmu” Kenny mengangkat Justin ke pundaknya.
                “Cruise! Cruise! Cruise! CRUISE I’M COMING!!!!!!” Justin masih berteriak-teriak tidak jelas hingga dia masuk ke dalam kamarnya.

Komentar

Postingan Populer